Kerajaan samudra pasai (kerajaan islam)

Kerajaan samudra pasai



Pada masa selanjutnya Kerajaan Perlak mengalami kemunduran. muncul kerajaan Islam baru yang kemudian berkembang sangat pesat. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini muncul menggantikan Perlak yang semakin mengalami kemunduran.
Pertumbuhan Kerajaan Samudra Pasai.
Karena ketidakstabilan pemerintahan Perlak akibat adanya persaingan antar anggota keluarga kerajaan, para pedagang banyak yang mengarahkan kegiatannya ke tempat lain, yakni ke Pasai. Akibatnya, Perlak menjadi mundur. Pada waktu itu tampil seorang penguasa lokal di daerah Samudra bernama Marah Silu (Meurah Silu). Ia dibantu oleh Syeikh Ismail (Syarif dari Mekah). Marah Silu berhasil mempersatukan daerah Samudra dan Pasai. Kedua daerah tersebut kemudian dijadikan sebuah kerajaan dengan nama Samudra Pasai.

Raja-Raja Kerajaan Samudra Pasai

Sultan Malik as-Saleh (1267-1297)
Sultan Al-Malik at Tahir I/Muhammad I (1297-1326)
Sultan Ahmad I (1326-133?)
Sultan Al-Malik at Tahir II (133?-1349)
Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)
Ratu Nahrasyiyah (1406-1428)
Sultan Zainal Abidin (1428-1438)
Sultan Salahuddin (1438-1462)
Sultan Ahmad II (1462-1464)
Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
Sultan Ahmad IV (1466-1466)
Sultan Mahmud (1466-1468)
Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
Sultan Muhammad Syah II (1474 – 1495)
Sultan Al-Kamil (1495-1495)
Sultan Adlullah (1495-1506)
Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
Sultan Abdullah (1507-1509)
Sultan Ahmad V (1509-1514)
Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)

Kehidupan politik

Kehidupan politik kerajaan samudra pasai dapat di katakan sudah tertata, tertib, dan teratur. Di lihat dari pergantian raja serta sistem ekonomi dan sistem lainnya.

 Kehidupan Bidang Ekonomi

Pada masa pemerintahan Malik al Tahir II, Samudra Pasai menjadi pelabuhan yang sangat penting. Samodra waktu itu sebagai tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari India (Gujarat), Arab, Persia, dan Cina. Pelabuhan ini berkembang menjadi sebuah bandar transito (transit). Hal ini berdasarkan keterangan Ibn Batutah, seorang utusan Sultan Delhi, yang singgah di Samudra Pasai pada tahun 1345, dalam perja-lanannya ke Cina. Diceritakan oleh Ibn Batutah bahwa perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan bertambah maju. Sultan memiliki angkatan laut yang kuat. Para pedagang merasa nyaman dan aman berdagang di Samudra Pasai. Komoditas yang penting dari Samodra Pasai antara lain lada,, kapur barus, dan emas. Di Samudra Pasai sudah dikenal uang sebagai alat tukar untuk kepentingan perdagangan. Selain itu, juga dikenal uang emas yang dinamakan Deureuham (dirham).


Kehidupan Bidang Sosial Budaya

Kehidupan sosial kemasyarakatan di Kerajaan Samudra Pasai diatur dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam. Semangat kebersamaan dan hidup saling menghormati dikembangkan di dalam masyarakat. Hubungan antara sultan dengan rakyat juga akrab. Sultan biasa melakukan musyawarah dan bertukar pikiran dengan para ulama. Ketika akan pergi sholat Jumat, sultan biasa berjalan kaki dan kalau pulang baru naik gajah atau unta. Sultan juga sangat hormat kepada setiap tamu yang datang. Bahkan tidak jarang memberikan tanda mata kepada tamu-tamunya.Hasil kebudayaan secara fisik tidak banyak yang ditemukan. Bentuk bangunan yang cukup terkenal di Samudra Pasai, misalnya batu nisan Sultan Malik al Salelr dan jirat dari putri Pasai, yang bertuliskan huruf Arab dalam bentuk kaligrafi yang sangat indah.

Masa Kejayaan

Dibawah kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya pernah didatangi seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berkali-kali ke Kerajaan Samudera Pasai diantaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.
Dalam laporan Cheng Ho yang ditulis oleh pembantunya seperti Ma Huan dan Fei Xin, dituliskan bahwa batas wilayah Kerajaan Samudera Pasai adalah sebelah selatan dan timur terdapat pegunungan tinggi. Sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Aru. Utara dengan laut dan dua kerajaan disebelah barat yaitu Kerajaan nakur dan Kerajaan Lide. Terus kearah barat ada kerajaan Lamuri yang jika kesana perjalannya menempuh jarak 3 hari dan 3 malam dari pasai.

Runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudera Pasai mengalami keruntuhan karena diakibatkan beberapa pengaruh internal dan eksternal. Sebelum masa keruntuhan sering terjadi pertikaian antar keluarga kerajaan, perebutan kekuasaan dan jabatan kerap terjadi. Perang Saudara dan pemberontakan tidak bisa dihindari. Bahkan Raja saat itu meminta bantuan kepada Raja Melaka untuk meredam pemberontakan. Akan tetapi tidak urung terjadi karena pada tahun 1511 Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugal. Sepuluh tahun kemudian tepatnya 1521 Portugal menyerang Kerajaan Samudera Pasai dan runtuhlah kerajaan itu. Nanum bibit kerajaan masih ada sehingga tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai menjadi bagian dari Kesultanan Aceh.
Penyebab runtuhnya kerajaan samudra pasai yang lain, diantarannya yaitu:
Serangan Gajah Mada yang merupakan patih Kerajaan Majapahit pada tahun 1339, serangan tersebut merupakan sebuah langkah yang dilakukan dengan tujuan menyatukan Nusantara, namun akhirnya gagal. Tidak ada pengganti yang cakap dan terkenal setelah Sultan Malik At Tahir. Berdirinya bandar di Selat Malaka yang lokasi dan letaknya lebih vital dan strategis. Adanya serangan dari bangsa Portugis.

Peninggalan
Stempel Kerajaan Samudra Pasai
stempel ini ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudra, Kabupaten Aceh Utara. Stempel ini diduga milik Sultan Muhammad Malikul Tahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam.
Cakra Donya, yaitu lonceng yang berbentuk stupa. Lonceng ini dibuat negeri Cina pada tahun 1409 M. Lonceng tersebut berukuran tinggi 125 cm dan lebarnya 75 cm.
Naskah Surat Sultan Zainal Abidin, surat ini merupakan tulisan dari Sultan Zainal Abidin pada tahun 923 H atau 1518 Masehi, naskah ini ditujukan pada Kapitan MoranMakam, ditemukan beberapa makam raja, salah satunya makam dari Sultan Malik Al Saleh dan terdapat juga makam raja-raja lainnya.




Sumber: wikipedia dan blog-blog lain.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi dan sinopsis Novel Ceros dan Batozar karya Tere Liye

[Sinopsis & Resensi Novel] BULAN karya Tere Liye

Resensi & sinopsis Novel Komet Karya Tere Liye