Resensi & sinopsis Novel Komet Karya Tere Liye

Resensi Novel
Identitas buku

Judul: komet
Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Katagori: Novel
Tahun terbit: 2018
Kota terbit: Jakarta
ISBN: 9786020385938
Tebal buku: 384 hlm; 20cm



Tentang Penulis:

Tere Liye adalah penulis buku-buku yang sering masuk penjualan best seller dan top ten di toko-toko buku di Indonesia. Bahkan beberapa karyanya telah diangkat menjadi film.


******

Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, kapan pun pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju klan komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel. 



Sinopsis:

Kisah tiga sahabat berpetualang di dunia paralel. Raib bisa menghilang (dari klan Bulan), seli bisa mengeluarkan petir (dari klan Matahari), dan Ali dapat berubah menjadi beruang (dari klan Bumi).

Mereka tersesat di dunia entah berantah karena Ali dengan sengaja masuk ke dalam portal mengikuti si Tanpa Mahkota. Portal tersebut menuju pulau dengan tumbuhan aneh. Dan ternyata mereka tersesat di klan komet yang memiliki 7 pulau, diantaranya Pulau Hari Senin, Pulau Hari Selasa, Pulau Hari Rabu, Pulau Hari Kamis, Pulau Hari Jumat, Pulau Hari Sabtu, dan Pulau Hari Minggu.

Di pulau hari senin mereka melewati ujian kejujuran dengan menolak mencuri makanan di perahu, mereka sabar menahan lapar dan dinginnya udara di sekitar. Mereka Bertemu paman Kay dan di ajak ke rumahnya yang terletak di desa bawah tanan. Mereka di sambut Bibi Nay.

Di pulau dari selasa mereka melewati ujian kepedulian, dengan membantu cindanita mencari bonekanya. Mereka dengan sabar mencari boneka itu dan bertarung melawan bintang laut raksasa.

Di pulau hari rabu mereka melewati ujian kesabaran karena dengan sabar mereka mendengarkan celotehan petani Kay sepanjang hari. Terlebih lagi seli mendengarkan celotehan Petani Kay hingga petani kay tertidur karena lelah berbicara.

Dan juga melewati ujian kecerdasan saat melawan kawanan burung hitam.

Di pulau haari kamis mereka melewati ujian ketulusan dengan mengobati para perompak yang kesakitan dan mengobati pemimpin perompak yaitu dorokdok-dok yang sakit keras karena menggunakan Alat berkekuatan.

Menuju pulau hari sabtu mereka melewati ujian ketangguhan dengan terus mengayuh bilah papan. Melewati gurita raksasa yang menghancurkan kapal mereka.
Dan di pulau hari sabtu mereka melewati ujian terakhir, ujian melepaskan. Mereka memutuskan melepaskan kesempatan pergi ke klan komet minor karena Paman Kay Sang pemegang kunci lautan dan istrinya bibi Nay menguji mereka. Menyuruh merekaa membunuh paman kay dan bibi Nay agar bisa melewati cermin. Bibi Nay mempunya kemampuan membaca pikiran. Mereka akhirnya melewati cermin dengan mudah, max juga tentunya.

Ketika Raib, Seli, dan Ali bersiap untuk melompat ke pulau dengan sebuah biji raksasa yang mengambang, Max meluncurkan jaring perak ke arah mereka. Max berubah wujud menjadi wujud aslinya, berubah Menjadi Si Tanpa Mahkota. Si Tanpa Mahkota menceritakan sedikit tentang rencananya. Si Tanpa mahkota berhasil memetik buah itu dan langsung menuju klan komet minor, meninggalkan Raib, Seli, dan Ali yang terikat jaring perak di kapal.


Kelebihan:


Dalam buku ini, terdapat banyak pelajaran. Cara menyelesaikan masalah dengan pikiran dan logika. Serta contoh pembelajaran dalam ke hidupan sehari-hari.



Kekurangan:

Terdapat istilah-istilah baru. Dan istilah tersebut sedikit sulit di pahami


🌹🌹🌹
Omg,..... kok kesel sih, endingnya ngegantung. Tapi makin penasaran deh sama kelanjutannya😃

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi dan sinopsis Novel Ceros dan Batozar karya Tere Liye

[Sinopsis & Resensi Novel] BULAN karya Tere Liye